Untuk menjaga agar mahasiswa, fakultas, dan staf saling terhubung satu sama lain dan juga terhubung ke sumber online, University College Dublin harus menyediakan email dengan akses yang mudah beserta solusi produktivitas, tanpa harus terus membebani tim IT. "Kami harus menyediakan jaringan terbuka yang tidak bergantung pada perangkat tertentu. Selain itu, semuanya harus beroperasi secara nirkabel," jelas Brian Morrissey, Kepala Layanan Web kampus. Dengan 32.000 mahasiswa dan 6.000 staf, akan diperlukan sekitar 40.000 komputer, tablet, dan smartphone di jaringan kampus, yang menggunakan email dan dokumen bersama. "Komunitas kampus kami juga menginginkan kemampuan untuk selalu aktif, dan ingin bebas dari sulitnya mendaftarkan perangkat atau menyambungkan ke email," kata Morrissey.
Menurut Morrissey dan rekan IT-nya, sistem email Sunmail milik universitas membutuhkan begitu banyak upaya untuk mengelolanya, tetapi di sisi lain sulit oleh mahasiswa dan staf. "Ini adalah pembelian yang mahal dalam hal biaya dan pengelolaan, dan kedua hal itulah yang harus dihindari," kata Morrissey. Staf IT harus memelihara dan memantau beberapa server email besar, begitu pula dengan software spam dan antivirus yang berjalan di banyak server. Mahasiswa dan staf juga mengeluhkan keterbatasan kuota akun, yang mengharuskan mereka untuk sering menghapus pesan. "Kami melihat banyak biaya yang akan dikeluarkan untuk memperbarui arsitektur untuk sistem yang masih tertinggal dari segi fitur," kata Morrissey. Hingga akhirnya, tim IT memutuskan untuk beralih ke sistem email berbasis cloud yang penerapan dan pengelolaannya dapat dilakukan dengan mudah.